Breaking News

Kamis, 20 Maret 2014

Data Otentik : Wahabi dan Syi'ah Kafirkan Sahabat Nabi Saw

Muslimedianews.com ~ Wahhabi dan Syi'ah ibarat kotoran onta dibelah dua. Itulah ungkatan yang sering terdengar dikalangan umat Islam. Wahhabi acap kali menuduh Aswaja (Ahlussunnah wal Jama'ah) memiliki kesamaan dengan Syi'ah, justru kesamaan mereka dengan syi'ah itu sangat banyak.
Wahhabi dan Syi'ah, keduanya memiliki banyak kesamaan dalam hal-hal yang pokok didalam Islam. Diantaranya adalah mengkafirkan sahabat Nabi Saw.

Dalam hadits-hadits shahih ditegaskan bahwa masa sahabat adalah kurun waktu terbaik karena mereka hidup bersama Rasulullah Saw. Namun berbeda bagi Syiah, menurut mereka para sahabat ada yang telah kafir (murtad).

Al Kulaini (ulama Syi'ah) mengatakan bahwa seluruh sahabat murtad setelah Nabi wafat, kecuali 3 orang yaitu al-Miqdad, Abu Dzar al-Ghiffari, dan Salman al-Farisi
Sedangkan Wahhabi, manhaj ilmu mereka yang keliru mengarah pada mengkafirkan sahabat Nabi Saw disebabkan sahabat melakukan tawassul kepada di makam Nabi Muhammad Saw. Berikut ini adalah manhaj Bin Baz (ulama Wahhabi) yang menyebabkan pengkafiran pada sahabat.

Syaikh Bin Baz mengkafirkan generasi salaf karena beristightsah dengan Nabi dalam tal'liqnya terhadap kitab Fathul Bari syarh Shahih Al Bukhari
Dalam tal'liq-nya, Syaikh Bin Baz mendloifkan sebuah atsar shalat istisqa' di makam Rasulullah Saw. Kemudian ia mengatakan didalam ta'liqnya :

وأن ما فعله هذا الرجل منكر ووسيلة إلى الشرك
"Bahwa apa yang dilakukan laki-laki ini (sahabat Nabi Saw) adalah munkar dan perantara (wasilah) kepada kesyirikan"

Jadi, dalam hal ini Bin Baz menegaskan bahwa perbuatan itu mengarah pada kesyirikan, sementara dalam kaidah wasilah memiliki hukum yang sama dengan tujuannya "للوسائل حكم المقاصد".

Terkait dengan atsar yang dimaksud, adalah atsar yang shahih yang telah dinyatakan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, bahkan al-Hafidz Ibnu Katsir pun menilai atsar tersebut shahih. Berikut atsar yang dimaksud :ah ini:

البداية والنهايةلابن كثير - (ج 7 / ص 105)
وقال الحافظ أبو بكر البيهقي: أخبرنا أبو نصر بن قتادة وأبو بكر الفارسي قالا: حدثنا أبو عمر بن مطر، حدثنا إبراهيم بن علي الذهلي، حدثنا يحيى بن يحيى، حدثنا أبو معاوية، عن الاعمش، عن أبي صالح عن مالك قال: أصاب الناس قحط في زمن عمر بن الخطاب فجاء رجل إلى قبر النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله استسق الله لامتك فإنهم قد هلكوا.فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام فقال: إيت عمر فأقره مني السلام واخبرهم أنهم مسقون، وقل له عليك بالكيس الكيس.فأتى الرجل فأخبر عمر فقال: يا رب ما آلوا إلا ما عجزت عنه.
وهذا إسناد صحيح.

Imam all-Hafidz adz-Dzahabi juga mengutip riwayat tersebut dan beliau mendiamkannya tanpa komentar tentang kedlaifannya:

تاريخ الإسلام للذهبي – (ج 1 / ص 412)
وقال الأعمش، عن أبي صالح، عن مالك الدار قال: أصاب الناس قحط في زمان عمر، فجاء رجل إلى قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يل رسول الله استسق الله لأمتك فإنهم قد هلكوا. فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام وقال: ائت عمر فأقرئه مني السلام وأخبره أنهم مسقون وقل له: عليك الكيس الكيس، فأتى الرجل فأخبر عمر فبكى وقال: يا رب ما آلو ما عجزت عنه.

Adapun terkait dengan Syaikh Bin Baz yang meragukan bahwa "rajul/laki-laki" tersebut adalah sahabat, maka telah cukup dibantah dengan ketegasan melalui pernyataan al-Hafidz Ibnu Hajar bahwa "rajul" tersebut adalah benar-benar sahabat Bilal bin Harits.

فتح الباري لابن حجر – (ج 3 / ص 441)
وَقَدْ رَوَى سَيْف فِي الْفُتُوح أَنَّ الَّذِي رَأَى الْمَنَام الْمَذْكُور هُوَ بِلَال بْن الْحَارِث الْمُزَنِيُّ أَحَد الصَّحَابَة
"Sungguh Saif meriwayatkan dalam al-Futuh bahwa laki-laki yang melihat mimpi tersebut adalah Bilal bin Harits al-Muzani, salah satu sahabat Nabi Saw.” (Fath al-Bari 3/441)

Jadi al-Hafidz Ibnu Hajar mengutipnya dengan shighat jazm (tegas) yang menunjukkan bahwa riwayat tersebut adalah shahih. Berbeda seandainya al-Hafidz Ibnu hajar mengutip dengan redaksi lemah (shighat tamridl) seperti “Dikatakan”, “Diriwayatkan” dan lainnya.

Maka, perlu kita semua merenung dan bertanya pada diri masing-masing, lebih layak mana antara al-Hafidz Ibnu Hajar yang menilai shahih dengan ulama Wahhabi (Syaikh Bin Baz, al-Albani, dan lain-lain) yang menilai dloif ?.

Sumber : aswj-rg.com


Read more ...

Minggu, 16 Maret 2014

Maqbulnya Doa Dengan Bertawassul Kepada Salafussoleh Untuk Memohon Hujan Daripada Allah


  Oleh : Ustaz Abu Zahrah Abdullah Thohir





Al-Imam Al-Hafidz Adz-Dzahabi (w.748H) menyebut di dalam kitabnya Siyaru A'laam an-Nubala (12/469):

Dan telah berkata Abu ‘Ali al-Ghassaani:

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu al-Fath Nashr bin al-Hasan as-Sakati as-Samarqandi: “Kami datang dari negeri Balansia (Valencia di Sepanyol/Spain) pada tahun 464H. Ketika itu selama selama beberapa tahun hujan tidak turun pada kami di negeri Samarqand. Maka orang ramai pun melakukan ‘istisqo’ (sholat minta hujan) beberapa kali, namun hujan tidak juga turun. Maka, seorang lelaki sholeh yang terkenal dengan kesholehannya mendatangi Qadhi negeri Samarqand.

Dia berkata: Sesungguhnya aku mempunyai satu pendapat yang hendak aku sampaikan kepadamu .
Qadhi berkata: Apakah pendapat itu?.

Dia berkata: Aku berpendapat agar engkau keluar bersama orang-orang menuju kubur al-Imam Muhammad bin Isma’il al-Bukhari. Makam beliau ada di Kharantak. Lalu kita melakukan ‘istisqo’ di sisi kuburnya, semoga Allah menurunkan hujan kepada kita”.

Maka Qadhi berkata : Ya, aku setuju. Lalu, Qadhi itu pun keluar dan diikuti oleh orang-ramai bersamanya. Qadhi tersebut melakukan istisqo’ bersama orang ramai. Orang ramai menangis di sisi kubur dan meminta syafa’at (bertawassul) kepada penghuni kubur (yakni al-Imam al-Bukhari).

Setelah itu, Allah Ta’ala mengutuskan awan yang membawa hujan yang sangat lebat. Orang ramai tinggal di Kharantak selama kurang lebih tujuh hari. Tidak seorang pun yang dapat pulang ke Samarqand kerana lebatnya hujan yang turun. Jarak antara Kharantak dan Samarqand sekitar tiga mil (batu). ~ tamat nukilan.



Al-Waqidi mengatakan;

“Abu Ayyub al-Anshori رضي الله عنه wafat di tahun saat berperangnya Yazid bin Mu’awiyyah di Konstatinopel pada masa khilafah ayahnya iaitu Mu’awiyyahرضي الله عنه tahun 52H, kemudian Yazid mensholatkan jenazahnya. Makamnya@ kuburnya (Abu Ayyub al-Anshori رضي الله عنه berada di pusat benteng Konstantinopel di bumi Rom. Sungguh telah sampai pada kami bahwa kaum (Muslim) Rom memperhatikan makamnya dan berziarah padanya dan juga melakukan sholat istisqa (dengan bertawassul dengannya) jika terjadi musim kemarau.” 


(Shifat ash-Shofwah oleh Ibnu Jauzi : 242)

Sumber  : Di sini dan di sini
Read more ...

Rabu, 05 Maret 2014

Manaqib Abu Ibrahim Woyla “Wali dari Tanah Aceh”


Muslimedianews ~ Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan Abu Ibrahim Keramat atau dipanggilnya dengan sebutan “Tgk Beurahim Wayla”. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh dan dipercaya sering menunaikan shalat Jum’at di Makkah dan kembali pada hari itu juga.

Daftar Isi:

1.    Kelahiran Abu Ibrahim Woyla
2.    Masa Belajar Abu Ibrahim Woyla
3.    Keluarga Abu Ibrahim Woyla
4.    Ulama Pengembara
5.    Ulama Pendiam
6.    Dipercaya Sebagai Wali Allah
7.    Hidup Zuhud
8.    Karomah Abu Ibrahim Woyla
9.    Pertemuan Abu Ibrahim Woyla dan Gus Dur
10.    Abu Ibrahim Woyla dan Tsunami Aceh
11.    Kewafatan Abu Ibrahim Woyla
12.    Kuburan Abu Ibrahim Woyla Digandakan


Silakan download Manaqib Lengkap Abu Ibrahim Woyla di sini: Manaqib Abu Ibrahim Woyla

Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 04 Maret 2014
Read more ...

Tawassul Dengan Makam Imam Bukhori



Muhammad bin Abi Hatim menuturkan " Saya pernah mendengar Abu Abdillah (imam bukhari ra) singgah di kediaman Abi Manshur Ghalib bin Jibril.

Abi Manshur Ghalib bin Jibril bercerita:
Imam Bukhari pernah singgah dirumahku beberapa hari dalam keadaan sakit parah sehingga beliau mengutus seseorang untuk segera pergi ke kota Samarkand (tempat imam bukhari tinggal) untuk menjemput beliau.
Setelah penjemput beliau telah datang dan segalanya telah siap dan untuk menuju kendaraannya, imam bukhari-pun memasang kedua khuff nya dan mengenakan surban nya, di saat beliau berjalan kira kira dapat satu-dua langkah saya membantu memegang lengannya dan seorang lagi bersamaku menuntun nya menuju tunggangannya untuk menaikinya, namun tiba tiba beliau berkata:
“Lepaskan saja aku, sungguh aku benar benar tak berdaya. Kemudian beliau berdoa dengan beberapa bacaan doa, lantas beliau ingin merebah tidur kembali dan melaksankannya.
Tampak keringat beliau bercucuran hingga tak bisa diungkapkan. Keringat itu tak henti henti nya sampai aku menambahi kain lagi didalam pakaian beliau.

Dalam kondisi beliau yang seperti itu, beliau berwasiat kepada kami:
“Nanti kafanilah aku dengan tiga helai kain, tanpa baju dalam dan juga tanpa memakai imamah  (surban-red). Maka pesan wasiat itu semua kami laksanakan.

Setelah kami mengebumikan beliau tiba tiba semerbak tersebar aroma bau wewangian yang amat sangat yang lebih harum daripada misik dan ini bertahan hingga berhari hari. 
Kemudian naik semacam cahaya terang memanjang ke langit menghadap kubur beliau, sehingga orang orang pada berasumsi dan merasa heran takjub dibuatnya.

Adapun tanah kuburnya, mereka orang orang meninggikannya sehingga kuburan imam bukhari itu nampak dengan jelas. Kami tidak mampu menjaganya dan melindunginya, karena kejadian ini sudah terlanjur menyebar ke masyarakat sehingga kami kuwalahan. Kemudian dikuburan beliau ini kami memasang sejenis kayu yang saling tumpang tindih berjalinan (semacam pagar-pent) sehingga tak satupun orang yang bisa menjangkau ke kuburan beliau ini.

Adapun aroma harumnya itu…… (bersambung kehalaman berikutnya)



Halaman.10

Tetap bertahan hingga berhari hari sehingga menjadi perbincangan halayak penduduk sekitar yang membuat mereka heran dan berdecak kagum.
Dan setelah kematiannya beliau ini semakin jelas kesalahan orang orang yang selama ini berseberangan dengan beliau, sehingga sebagian dari mereka keluar berziarah ke kuburan beliau. Mereka memperlihatkan taubat mereka dan penyesalannya dari keterburuan mereka atas apa yang pernah mereka selisihkan/tuduhkan dan celaan terhadap jalan pikiran beliau imam bukhari ra.


TERJEMAHAN TEKS YANG BER BACKGROUND KUNING


Abu Ali Al Ghissani berkata:
Telah menceritakan kepada kami Abu Fatah Nasr bin Hasan Assikty Samarkand-ketika beliau tiba di desa kami Lansiyah pada tahun 440-460, dia menuturkan:

Pada suatu tahun, paceklik kemarau panjang tak ada hujan telah melanda kami di daerah Samarkand. Orang orang telah memohon hujan berkali kali, namun tak kunjung hujan. Kemudian datanglah seorang lelaki sholih yang sudah populer ke sholihannya menemui hakim agung desa Samarkand, kemudian dia berkata:

“Aku mempunyai sebuah pendapat, yang hendak aku kemukakan kepada anda!”

Hakim agung itu berkata:”Oh ya, apa itu?”

Dia berkata:
”Aku mempunyai gagasan, bagaimana jika engkau keluar bersama orang orang menuju kuburan nya Imam Muhammad bin ismail Al Bukhari dan kuburan nya itu ada di desa Khartank. Kita disana memohon (kepada Allah) di sisi kuburan nya imam bukhari, siapa tahu Allah menurunkan hujan untuk kita.

Kemudian hakim agung itu berkata:”Baiklah, aku akan melaksanakan pendapatmu itu!”

Maka keluarlah sang hakim agung itu bersama orang orang (menuju kuburan imam bukhari-pent) dan dia memohon turun hujan bersama orang orang nya dan orang orang itu menangis di   sisi kuburannya imam bukhari, dan mereka memohon syafaat (tawasul-menjadikan perantara) DENGAN si empunya kuburan itu sehingga kemudian Allah swt mengutus langit untuk membawa air hujan yang lebat sekali. Akibatnya mereka orang orang (rombongannya hakim agung-pent) berdiam diri tinggal di desa Khartank sekitar seminggu lebih. Tak satupun dari mereka bisa sampai kembali ke desa Samarkand karena terus menerusnya hujan deras tersebut, sedangkan jarak tempuh antara Khartank dan Samarkand adalah + 3 mil.


Sumber: Kitab SYARAH SHOHIH BUKHARI FATHUL BARI (bukan yang milik ibnu hajar)

Karya: IMAM ZAINUDDIN ABDURRAHMAN BIN AHMAD IBNU ROJAB AL HAMBALI.

Halaman: 9-10.

Cetakan: DARUL KUTUB ILMIYAH BEIRUT LEBANON.

Sumber
Read more ...
Designed By